Jakarta, 10 Desember 2015 – OMNI Hospitals Alam Sutera menghadirkan teknologi mutakhir melalui operasi bypass jantung sayatan minimal (Minimally Invasive Cardiac Bypass Surgery, MICS CABG) sebagai upaya nyata dalam menghadirkan harapan baru bagi pasien dengan penyakit arteri koroner dan untuk meningkatkan hasil pengobatan penyakit arteri koroner. Prosedur ini kini tersedia di OMNI Hospitals Alam Sutera untuk pasien dengan penyakit arteri koroner.
Presiden Direktur OMNI Hospitals Group Dr. Umapathy Panyala mengatakan, “Kami senang dapat ikut terlibat dalam pengendalian angka kematian akibat penyakit jantung dengan meningkatkan kualitas layanan OMNI Hospitals Alam Sutera dengan pengadaan fasilitas baru yaitu Operasi Bypass Jantung Sayatan Minimal (MICS CABG). Pengadaan fasilitas ini adalah upaya kami dalam menjawab peningkatan kebutuhan pasien penyakit arteri koroner untuk mencapai tujuan terapi.”
OMNI Hospitals Alam Sutera telah melakukan operasi bypass jantung sayatan minimal untuk pertama kalinya di Indonesia pada tanggal 9 Desember 2015. Tindakan operasi dipimpin oleh konsultan senior bedah thorax dan kardiovaskular Dr. Sathyaki Purushotam Nambala bersama ahli bedah thorax dan kardiovaskular dari OMNI Hospitals Alam Sutera Dr. Alfa Ferry, MD, Sp.BTKV, FRCS, FCF, FIHA.
Menurut konsultan senior bedah thorax dan kardiovaskular Dr. Sathyaki Purushotam Nambala, “Berbeda dengan operasi bypass konvensional yang memerlukan sayatan besar akibat diperlukannya pembelahan tulang dada, operasi bypass dengan teknologi MICS CABG dilakukan melalui tiga sayatan kecil. Selama prosedur berjalan, jantung pasien tetap berdenyut sehingga dalam pelaksanaannya alat pacu jantung buatan hanya diperlukan bila jantung pasien dalam kondisi lemah. MICS CABG menurunkan risiko infeksi, mengurangi penggunaan analgesik hingga 70%, mengurangi kebutuhan transfusi darah hingga 70%, dan 75% pasien dapat kembali bekerja dalam waktu 10 hari.”
Ahli Bedah Thorax dan Kardiovaskular OMNI Hospitals Alam Sutera Dr. Alfa Ferry, MD, SpBTKV, FRCS, FCF, FIHA, menjelaskan, “MICS CABG merupakan terobosan baru prosedur operasi arteri koroner. Kriteria pasien yang dianggap layak secara medis untuk menerima prosedur MICS CABG adalah pasien yang memiliki penyakit arteri koroner, pasien yang telah mengalami kegagalan prosedur pemasangan cincin (stent) serta pasien dengan gejala penyakit akut yang tidak lagi dapat ditangani dengan pengobatan atau pemasangan cincin.”
Penyakit arteri koroner dimulai dari adanya luka di lapisan dalam arteri koroner sebagai pembuluh utama yang memberikan asupan darah, oksigen, dan nutrisi pada jantung. Penyakit arteri koroner terasosiasi dengan Aterosklerosis, yaitu kondisi saat lemak (plak) menumpuk pada dinding pembuluh darah arteri sehingga kolesterol dan produk limbah tubuh lainnya terakumulasi pada daerah yang terluka. Produk limbah dan kolestrol dapat menghambat arteri dan menyebabkan serangan jantung. Penyakit arteri koroner seringkali berkembang dari waktu ke waktu dan tidak disadari sampai pasien mengalami serangan jantung, karena seringkali penyebabnya tidak terlihat.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, penyakit arteri koroner diprediksi akan menyebabkan 23,3 juta kematian di Indonesia pada tahun 2030 dan merupakan penyebab utama kematian diantara penyakit tidak menular. Data terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), penyakit arteri koroner menyebabkan 243.045 kematian di Indonesia, atau sebesar 17,05% kematian di Indonesia.
“MICS CABG merupakan kemajuan bagi pasien arteri koroner agar dapat secepat mungkin terlepas dari prosedur penyembuhan dan dapat cepat beralih dan kembali menjalani kehidupan sehari-hari dalam kurun waktu kurang dari sebulan. Sebagai tambahan, pasien seringkali merasa takut dan enggan untuk menjalankan operasi bypass jantung konvensional dimana terdapat sayatan yang besar dengan risiko infeksi yang tinggi dan memerlukan alat pacu jantung buatan selama prosedur berjalan,” kata Ketua Yayasan Jantung Indonesia Syahlina Zuhal.
Menutup sesi temu media, Ketua Yayasan Jantung Indonesia Syahlina Zuhal menegaskan, “Ayo cegah penyakit arteri koroner dengan menjalankan gaya hidup sehat, memiliki kebiasaan berolahraga secara teratur, menjalankan pola makan sehat serta melakukan konsultasi dengan dokter secara aktif untuk mengendalikan risiko penyakit arteri koroner. Kunjungi situs Yayasan Jantung Indonesia di www.inaheart.or.id. untuk mengetahui lebih lanjut mengenai cara mencegah penyakit jantung dan pembuluh darah.”
Usia
Gender
Keturunan
Kebiasaan merokok
Tekanan darah tinggi
Kadar kolesterol
Diabetes
Obesitas dan rendahnya aktifitas fisik
Stres
Penyebab penyakit arteri koroner lainnya terbentuk tanpa risiko faktor tertentu. Peneliti sedang mendalami beberapa kondisi yang dinilai bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit arteri koroner seperti:
Apnea tidur
C-reactive protein
Kadar trigliserida tinggi
Homosistein
Lipoprotein-a
Apa yang dimaksud dengan operasi bypass jantung?
Operasi bypass jantung adalah sebuah prosedur penting yang dilakukan untuk mengatur ulang aliran darah di pembuluh darah yang tersumbat, sehingga terbentuk jalur aliran darah baru yang lancar dan tidak tersumbat.
Tujuan prosedur ini adalah untuk kembali menciptakan aliran darah yang stabil. Untuk mendapatkan tujuan ini, dokter spesialis bedah jantung (juga disebut sebagai spesialis bedah kardio) membuat cabang untuk aliran darah menggunakan pembuluh arteri dari bagian tubuh lain.
Dokter akan merekomendasikan pasien untuk melakukan operasi bypass jantung ketika:
Apa yang dimaksud dengan operasi bypass jantung minimal atau Minimally Invasive Cardiac Surgery Coronary Artery Bypass Grafting (MICS CABG)?
Risiko komplikasi apa saja yang dimiliki oleh pasien yang menjalani operasi bypass jantung?
Meski komplikasi jarang ditemui, setiap pasien yang menjalani operasi bypass jantung berisiko mengalami:
Apakah semua pasien dengan penyakit arteri koroner cocok menjalankan operasi bypass jantung sayatan minimal (MICS CABG)?
Tidak semua pasien penyakit arteri koroner direkomendasikan untuk menjalakan operasi bypass jantung sayatan minimal (MICS CABG). Kriteria pasien yang cocok untuk menjalankan operasi bypass jantung sayatan minimal MICS CABG diantaranya adalah:
Apa perbedaan antara operasi bypass jantung sayatan minimal MICS CABG dan operasi bypass jantung konvensional?