Doctor
Pria kelahiran Cirebon, 16 Desember 1971 silam, bernama lengkap Hardjo Prawira. Mengenyam pendidikan sebagai dokter umum di Univesitas Katolik Atma Jaya, lulus tahun 1998, setelah itu melanjutkan pendidikan sebagai Spesialis Penyakit Dalam, di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung, lulus pada tahun 2007, pada tahun 2010 menyelesaikan pendidikan sebagai Konsultan Kardiovaskular di Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, pada tahun 2011 mengikuti pendidikan Interventional Cardiology & EP Training di Dr LEE Jong – Wook Fellowship Training Center, Seoul National University Hospital, Korea Selatan dan pada tahun 2014 mengikuti pendidikan Interentional Cardiology training di Tim Tam Duch Hospital, Saigon, Vietnam dan masih banyak lagi pendidikan kedokteran berlanjut yang pernah diikuti oleh Dr. Hardjo. Saat ini Dr. Hardjo Prawira bekerja di OMNI Hospital Pulomas sebagai Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Kardiovaskular.
Komparasi Efikasi Penatalaksanaan Malaria Tropika dengan Kombinasi Klorokuin-Primakuin; Sulfadoksin-Pirimetamin; & Kina-Doksisiklin, serta Uji Resistensi Klorokuin di Puskesmas Kecamatan Jaro, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan pada tahun 2000 (dimuat di Jurnal Kedokteran dan Farmasi “Medika” edisi Januari 2002 dan diajukan pada PIT UI tahun 2004 di Jakarta)
Kateterisasi Jantung
Kateterisasi jantung merupakan tindakan minimal invasive menggunakan sinar X-ray dengan memasukkan kateter melalui pembuluh darah jantung dan pembuluh darah koroner untuk mendeteksi adanya penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah jantung (arteri
Read MoreKateterisasi Jantung
Kateterisasi jantung merupakan tindakan minimal invasive menggunakan sinar X-ray dengan memasukkan kateter melalui pembuluh darah jantung dan pembuluh darah koroner untuk mendeteksi adanya penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah jantung (arteri koroner).
Proses/Prosedur Tindakan Kateterisasi
Percutaneous Coronary Intervention (Pemasangan Stent/PCI)
Pemasangan Stent (PCI) merupakan suatu tindakan yang bertujuan untuk melebarkan pembuluh darah koroner dengan menggunakan stent sehingga aliran darah ke otot jantung dapat berjalan lancar kembali.
Proses/Prosedur Tindakan PCI
Persiapan Tindakan Kateterisasi
Dalam setiap pelaksanaan diagnostik medis tentunya ada persiapan sebelumnya. Beberapa persiapan yang diperlukan sebelum tindakan kateterisasi jantung ini adalah :
Risiko Kateterisasi Jantung
Risiko tindakan kateterisasi jantung sangatlah kecil, biasanya pemeriksaan kateterisasi berlangsung tanpa masalah. Risiko minor yang bersifat sementara berupa luka memar akibat suntikan jarum, reaksi sensitif/kepekaan pada zat kontras. Komplikasi yang lebih serius sangatlah jarang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tindakan kateterisasi jantung adalah tindakan yang lebih aman. Namun untuk mengurangi resiko yang lebih lanjut, pasien harus tetap menjaga kesehatan dan menghindari dari faktor-faktor resiko yang ada seperti merokok, mengurangi makanan berlemak, berolahraga dan minum obat yang teratur.
Artikel ditulis oleh dr. Hardjo Prawira, Sp.PD, KKV (Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Kardio Vaskular OMNI Hospital Pulomas).
Pendidikan & Pelatihan dr. Hardjo Prawira, Sp.PD, KKV :
Jadwal Praktek :
Senin - Jumat : Pk 07.00 – 14.00 WIB
Sabtu : Pk 14.00 – 15.00 WIB (P)
Kevin Rico (16), seorang pemuda yang aktif dan penyuka olah raga basket. Suatu hari, seusai bermain basket yang rutin dilakukan
Read MoreKevin Rico (16), seorang pemuda yang aktif dan penyuka olah raga basket. Suatu hari, seusai bermain basket yang rutin dilakukan bersama teman temannya, ia merasakan jantung berdebardebar kencang tak normal. KETIKA ITU, ia mengabaikan kondisi yang dialami dan menganggap biasa saja. Dua minggu kemudian, setelah bermain basket, Kevin kembali merasakan jantungnya berdebar kencang, disertai muncul keringat dingin, pusing dan merasa lemas. Singkat cerita, ia dibawa ke rumah sakit dan hasil pemeriksaan EKG menunjukkan denyut nadi sampai 200 kali per menit, tekanan darah normal 120/80, dan gambaran rekam jantung terlihat seperti ada aritmia atau gangguan irama jantung. Kabar ini tentu membuat kaget Kevin dan orangtuanya. Menurut Kevin, selama ini ia merasa sehatsehat saja dan tidak mengalami keluhan apa pun. Kevin pun kemudian mendapat terapi obatobatan anti-aritmia. Hasilnya, denyut nadi turun hingga batas normal. Lalu, dilakukan juga evaluasi, mengikuti treadmill dan echocardiogram untuk melihat anatomi fungsi jantung. Hasilnya, memang jantung si pemuda ini memiliki gambaran aritmia. Dokter pun merencanakan pemeriksaan evaluasi lanjutan berupa ablasi jantung. Tindakan ini dilakukan untuk mengoreksi aritmia dan mencegah kejadian serupa terulang kembali. Di Indonesia sendiri masih sedikit ahli dan fasilitas kesehatan untuk penyakit jantung. OMNI Hospitals Group memiliki Layanan Unggulan Cardiovascular Center yang dapat membantu melakukan berbagai tindakan untuk menangani berbagai masalah kesehatan yang terkait dengan jantung, termasuk ablasi jantung. Akhirnya, tindakan ablasi jantung pada Kevin pun berhasil dilakukan oleh Tim Dokter Cardiovascular Center OMNI Hospitals Pulomas, didukung tim dokter spesialis, tim medis, dan alat kateter ablasi. Proses tindakan ablasi tidak terlalu lama, sekitar 2,5 jam saja. Pasien pun sudah boleh kembali esok harinya. Sekarang, Kevin sudah pulih dan kembali beraktivitas bermain basket seperti semula. Kondisinya terkontrol dan tanpa konsumsi obat sama sekali. NARASUMBER: dr. Hardjo Prawira, Sp.PD, KKV Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Kardiovaskular OMNI Hospitals Pulomas Dokter dengan keahlian kateterisasi jantung ini merupakan lulusan dari Divisi Kardiologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta pada 2010. Sebelumnya beliau menuntaskan Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Universitas Padjadjaran, Bandung pada 2007 dan Fakultas Kedokteran Universitas S1 Pendidikan Dokter Umum Unika Atmajaya, Jakarta, pada 1998. INI DIA 5 GEJALA ARITMIA * Jantung berdebar-debar. * Lemas l Sesak napas * Merasa cepat lelah * Nyeri dada l Pingsan