Doctor
Menuntaskan pendidikan strata satu kedokteran umum fakultas kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pria bernama lengkap Alfred Sutrisno Sim, melanjutkan pendidikan kedokteran spesialis dengan mengambil Spesialis Bedah Saraf di Universitas Indonesia. Alfred -sapaan akrabnya- aktif dalam mengikuti kegiatan seminar dan simposium kedokteran yang berkaitan dengan konsentrasi yang ia pilih yaitu bedah saraf. Selain itu turut mengikuti kegiatan pelatihan kedokteran spesialis saraf di luar negeri.
Dengan pengalaman yang ia miliki, Alfred pernah dipercayai untuk menempati posisi sebagai Kepala Puskesmas Kabupaten Cirebon, Kepala Puskesmas Kabupaten Tangerang, Kepala SMF Bedah Saraf RSUD Bekasi, Konsultan dan Kepala SMF Bedah Saraf di RS Pantai Indah Kapuk serta RS Honoris, Ketua Center of Excellence Neuroscience OMNI Hospital Alam Sutera. Dan juga international committee, diantaranya Faculty member in Asia Pacific Cervical Spine Society, Vice President in Asia Pacific Cervical Spine Society (November 2010-2011), President in Asia Pacific Cervical Spine Society (November 2011-2012), President Congress of Asian Australian Society of Stereotactic Neurosurgery, Bali, November, 2015.
Hampir semua orang pernah merasakan yang namanya nyeri tulang belakang , terutama nyeri pinggang. Pernahkah anda membayangkan bahwa sebagian penderita nyeri tulang belakang ternyata memerlukan pemeriksaan yang lebih spesifik ,
Read MoreHampir semua orang pernah merasakan yang namanya nyeri tulang belakang , terutama nyeri pinggang. Pernahkah anda membayangkan bahwa sebagian penderita nyeri tulang belakang ternyata memerlukan pemeriksaan yang lebih spesifik , bahkan bila perlu dilakukan tindakan operative.
Nyeri tulang belakang ini sering dikaitkan dengan kelainanan pada sumsum tulang belakang. Sementara masalah pada sumsum itu sendiri cukup beragam dan biasa terjadi karena berbagai hal, antara lain adanya saraf yang terjepit, tumor, infeksi, bahkan karena kecelakaan yang menyebabkan cederanya sumsum tulang belakang tersebut. Penyakit degeneratif macam osteoporosis pun dapat menyebabkan masalah pada sumsum tulang belakang.
Jaringan otak dan sumsum tulang belakang
Jaringan otak dan sumsum tulang belakang serta saraf perifer sebenarnya merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan dan tidak dapat tertandingi dengan computer super konduktor sekalipun. Akan tetapi walaupun jaringan otaknya normal, anggota gerak maupun anggota tubuh lainnya tidak akan dapat berfungsi dengan baik bila sumsum tulang belakang atau saraf perifer seseorang rusak.
Bila kerusakan pada jariangan otak dapat menimbulkan kelumpuhan, gangguan sensibilitas, penglihatan maupun gangguan lainnya, maka pada kerusakan sumsum tulang belakang dapat menyebabkan kelumpuhan anggota gerak, sulit buang air besar atau kecil atau tidak dapat menahan kencing maupun buang air besar, tergantung lokasi kerusakan yang terjadi di sumsum tulang belakang itu sendiri.
Tahukah anda bahwa gangguan pada sumsum tualang belakang tidak kalah banyak dengan kelainan di otak , seperti saraf terjepit oleh pecahnya bantalan tulang belakang baik di daerah leher maupun di daerah pinggang, ini merupakan kasus yang terbanyak, disamping tumor, infeksi maupun kelainan pembuluh darah. Begitu pula halnya bila saraf perifer terganggu. Berbagai gangguan mulai rasa kesemutan , nyeri yang menjalar hingga kelumpuhan serperti kelumpuhan pada pleksus brachialis , ischiadicus dan lain sebagainya akan terasa oleh penderita.
Microsurgery dan Endoscopic surgery
Kelainan sumsum tulang belakang terutama saraf terjepit akibat bantalan tulang yang pecah maupun canal stenosis karena proses ketuaan dapat dilakukan tindakan operative baik menggunakan microsurgery maupun endoscopic surgery, dimana akhir akhir ini telah dikembangkan tehnik operasi endoskopik. Tehnik ini mulai di kembangkan oleh Destandau pada tahun 1993 dari Bordeaux, perancis dan sekarang makin berkembang penggunaan maupun tehniknya. Keuntungan endoscopic surgery maupun microsurgery pada operasi di tulang belakang adalah : lukanya kecil 1,5-2 cm saja, cedera terhadap jaringan sekitarnya minimal, masa rawat hanya satu hari atau bahkan langsung pulang setelah dilakukan tindakan operasi/ Masa rawat pendek, sehingga aktivitas pasien dapat langsung dilakukan. Tehnik ini sudah dapat dilakukan di rumah sakit Omni International
Navigasi dan Intraoperative monitoring meminimalisir komplikasi
Untuk berbagai kasus operasi baik di otak maupun pada sumsum tulaang balakang , diperlukan juga peralatan penunjang lainnya yang canggih seperti CUSA (penghancur tumor), NAVIGATOR (pengatur arah), IOM (intraoperative monitoring) dan lain sebagainya. Semua alat canggih ini tentu saja tersedia semata-mata untuk kesehatan pasien. Anda tentu tidak dapat membayangkan bila harus melakukan operasi dengan peralatan minim yang dapat mengakibatkan sebagian jaringan saraf yang sehat menjadi rusak bukan?
Berkembangnya tehnik bedah saraf khususnya pada sumsum tulang belakang yang disertai peralatan yang canggih ini tentu saja memberikan berbagai dampak yang positif karena memberikan efek minimal invasive. Yang dimaksud dengan minimal invasive ini adalah luka operasi yang semakin kecil, kerusakan jaringan makin minimal sehingga para dokter lebih banyak mengambil kelainan daripada merusak jaringan di sekitarnya. Dengan begitu pasien tidak perlu lagi belama-lama dirumah sakit , biaya berobat bisa di tekan , kemungkinan komplikasi yang terjadi juga makin kecil , proses penyembuhan menjadi lebih cepat dan tentu saja pasien pun dapat lebih cepat kembali beraktivitas.
Pada saat operasi dilakukan seorang ahli bedah saraf akan dibantu oleh seoang ahli neurophysiologi yang mengoperasikan IOM ( intraoperative monitoring) agar kemungkinan komplikasi tidak terjadi dan saraf-saraf yang penting terlindungi. Intinya melalui alat ini bila saraf-saraf yang normal tersentuh, dia akan memberikan kode. Ditambah lagi dengan adanya Navigasi yang berfungsi sebagai pengatur arah sehingga pada waktu memasang alat tidak nyasar dan merusak saraf. Berdasarkan hal ini dokter hanya akan mengangkat jaringan yang rusak saja tanpa merusak saraf/ jaringan yang sehat, sehingga komplikasi yang mungkin timbul bisa diminimalkan.
Dr. Alfred Sutrisno Sim
Sp.BS (K) | Doctor
Hampir semua orang pernah merasakan yang namanya nyeri tulang belakang, terutama nyeri pinggang. Pernahkah anda membayangkan bahwa sebagian penderita nyeri tulang belakang ternyata memerlukan pemeriksaan yang lebih spesifik, bahkan bila
Read MoreHampir semua orang pernah merasakan yang namanya nyeri tulang belakang, terutama nyeri pinggang. Pernahkah anda membayangkan bahwa sebagian penderita nyeri tulang belakang ternyata memerlukan pemeriksaan yang lebih spesifik, bahkan bila perlu dilakukan tindakan operative.
Nyeri tulang belakang ini sering dikaitkan dengan kelainanan pada sumsum tulang belakang. Sementara masalah pada sumsum itu sendiri cukup beragam dan biasa terjadi karena berbagai hal, antara lain adanya saraf yang terjepit, tumor, infeksi, bahkan karena kecelakaan yang menyebabkan cederanya sumsum tulang belakang tersebut.
Penyakit degeneratif macam osteoporosis pun dapat menyebabkan masalah pada sumsum tulang belakang. Jaringan otak dan sumsum tulang belakang Jaringan otak dan sumsum tulang belakang serta saraf perifer sebenarnya merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan dan tidak dapat tertandingi dengan komputer super konduktor sekalipun. Walaupun jaringan otaknya normal, anggota gerak maupun anggota tubuh lainnya tidak akan dapat berfungsi dengan baik bila sumsum tulang belakang atau saraf perifer seseorang rusak.
Bila kerusakan pada jariangan otak dapat menimbulkan kelumpuhan, gangguan sensibilitas, penglihatan maupun gangguan lainnya, maka pada kerusakan sumsum tulang belakang dapat menyebabkan kelumpuhan anggota gerak, sulit buang air besar atau kecil atau tidak dapat menahan kencing maupun buang air besar, tergantung lokasi kerusakan yang terjadi di sumsum tulang belakang itu sendiri.
Tahukah Anda bahwa gangguan pada sumsum tualang belakang tidak kalah banyak dengan kelainan di otak, seperti saraf terjepit oleh pecahnya bantalan tulang belakang baik di daerah leher maupun di daerah pinggang. Ini merupakan kasus yang terbanyak, disamping tumor, infeksi maupun kelainan pembuluh darah. Begitu pula halnya bila saraf perifer terganggu. Berbagai gangguan mulai rasa kesemutan , nyeri yang menjalar hingga kelumpuhan seperti kelumpuhan pada pleksus brachialis, ischiadicus dan lain sebagainya akan terasa oleh penderita.
Microsurgery dan Endoscopic surgery
Kelainan sumsum tulang belakang terutama saraf terjepit akibat bantalan tulang yang pecah maupun canal stenosis karena proses ketuaan dapat dilakukan tindakan operative baik menggunakan microsurgery maupun endoscopic surgery, dimana akhir akhir ini telah dikembangkan tehnik operasi endoskopik. Tehnik ini mulai di kembangkan oleh Destandau pada tahun 1993 dari Bordeaux, perancis dan sekarang makin berkembang penggunaan maupun tehniknya. Keuntungan endoscopic surgery maupun microsurgery pada operasi di tulang belakang adalah : lukanya kecil 1,5 - 2 cm saja, cedera terhadap jaringan sekitarnya minimal, masa rawat hanya satu hari atau bahkan langsung pulang setelah dilakukan tindakan operasi/Masa rawat pendek, sehingga aktivitas pasien dapat langsung dilakukan. Tehnik ini sudah dapat dilakukan di rumah sakit Omni International
Navigasi dan Intraoperative monitoring meminimalisir komplikasi
Untuk berbagai kasus operasi baik di otak maupun pada sumsum tulaang balakang , diperlukan juga peralatan penunjang lainnya yang canggih seperti CUSA (penghancur tumor), NAVIGATOR (pengatur arah), IOM ( intraoperative monitoring ) dan lain sebagainya. Semua alat canggih ini tentu saja tersedia semata-mata untuk kesehatan pasien.
Anda tentu tidak dapat membayangkan bila harus melakukan operasi dengan peralatan minim yang dapat mengakibatkan sebagian jaringan saraf yang sehat menjadi rusak bukan?
Berkembangnya tehnik bedah saraf khususnya pada sumsum tulang belakang yang disertai peralatan yang canggih ini tentu saja memberikan berbagai dampak yang positif karena memberikan efek minimal invasive.
Yang dimaksud dengan minimal invasive ini adalah luka operasi yang semakin kecil, kerusakan jaringan makin minimal sehingga para dokter lebih banyak mengambil kelainan daripada merusak jaringan di sekitarnya.Dengan begitu pasien tidak perlu lagi belama-lama dirumah sakit , biaya berobat bisa di tekan , kemungkinan komplikasi yang terjadi juga makin kecil , proses penyembuhan menjadi lebih cepat dan tentu saja pasien pun dapat lebih cepat kembali beraktivitas.
Pada saat operasi dilakukan seorang ahli bedah saraf akan dibantu oleh seoang ahli neurophysiologi yang mengoperasikan IOM (intraoperative monitoring) agar kemungkinan komplikasi tidak terjadi dan saraf-saraf yang penting terlindungi. Intinya melalui alat ini bila saraf-saraf yang normal tersentuh , dia akan memberikan kode. Ditambah lagi dengan adanya Navigasi yang berfungsi sebagai pengatur arah sehingga pada waktu memasang alat tidak nyasar dan merusak saraf. Berdasarkan hal ini dokter hanya akan mengangkat jaringan yang rusak saja tanpa merusak saraf/ jaringan yang sehat, sehingga komplikasi yang mungkin timbul bisa diminimalkan. (Ditulis oleh: dr. Alfred Sutrisno, Sp.BS)
Nyeri bagian tulang belakang ini sering dikaitkan dengan kelainan pada sumsum tulang belakang. Sementara masalah pada sumsum itu sendiri cukup beragam dan biasa terjadi karena berbagai hal, antara lain adanya
Read MoreNyeri bagian tulang belakang ini sering dikaitkan dengan kelainan pada sumsum tulang belakang. Sementara masalah pada sumsum itu sendiri cukup beragam dan biasa terjadi karena berbagai hal, antara lain adanya saraf yang terjepit, tumor, infeksi, bahkan karena kecelakaan yang menyebabkan cederanya sumsum tulang belakang tersebut. Penyakit degeneratif macam osteoporosis pun dapat menyebabkan masalah pada sumsum tulang belakang.
Jaringan otak dan sumsum tulang belakang
Jaringan otak dan sumsum tulang belakang serta saraf perifer sebenarnya merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Akan tetapi walaupun jaringan otaknya normal, anggota gerak maupun anggota tubuh lainnya tidak akan dapat berfungsi dengan baik bila sumsum tulang belakang atau saraf perifer seseorang rusak. Bila kerusakan pada jaringan otak dapat menimbulkan kelumpuhan, gangguan sensibilitas, penglihatan maupun gangguan lainnya, maka pada kerusakan sumsum tulang belakang dapat menyebabkan kelumpuhan anggota gerak, sulit buang air besar atau kecil ataupun bahkan tidak dapat menahan kencing maupun buang air besar tergantung lokasi kerusakan yang terjadi di sumsum tulang belakang itu sendiri. Tahukah Anda bahwa gangguan pada sumsum tulang belakang tidak kalah banyak dengan kelainan di otak, seperti saraf terjepit oleh pecahnya bantalan tulang belakang baik didaerah leher maupun di daerah pinggang. Ini merupakan kasus yang terbanyak disamping tumor, infeksi maupun kelainan pembuluh darah.
Tindakan apakah yang terbaik untuk kelainan tulang belakang?
Kelainan sumsum tulang belakang terutama saraf terjepit akibat bantalan tulang yang pecah maupun canal stenosis karena proses ketuaan dapat dilakukan tindakan operative baik menggunakan microsurgery maupun endoscopic surgery, dimana akhir-akhir ini telah dikembangkan teknik operasi endoskopik. Keuntungan teknik tersebut ialah masa rawat yang pendek, sehingga aktivitas pasien dapat langsing dilakukan. Dan tekhnik ini sering dilakukan di Rumah Sakit OMNI Alam Sutera dengan dikerjakan langsung oleh dokter spesialis dibidangnya yakni neurosurgeon.
Adakah cara atau alat untuk meminimalisasi komplikasi?
Untuk berbagai kasus operasi balik di otak maupun pada sumsum tulang belakang, diperlukan juga peralatan penunjang lainnya yang canggih seperti CUSA (penghancur tumor), IOM (intraoperative monitoring) dan lain sebagainya. Semua alat canggih ini tersedia semata-mata untuk kesehatan pasien. Berkembangnya tehnik bedah saraf khususnya pada sumsum tulang belakang yang disertai peralatan yang canggih ini tentu saja memberikan berbagai dampak yang positif karena memberikan efek minimal invasive.
Yang dimaksud dengan minimal invasive ini adalah luka operasi yang semakin kecil, kerusakan jaringan makin minimal sehingga para dokter lebih banyak mengambil kelainan daripada merusak jaringan di sekitarnya.
Pada saat operasi dilakukan seorang ahli bedah saraf akan dibantu oleh seorang ahli neurophysiologi yang mengoperasikan IOM (intraoperative monitoring) agar kemungkinan komplikasi yang terjadi lebih kecil dan saraf-saraf yang penting terlindungi. Intinya melalui alat ini bila saraf-saraf yang normal tersentuh, dia akan memberikan kode. Berdasarkan hal ini dokter hanya akan mengangkat jaringan yang rusak saja tanpa merusak saraf / jaringan yang sehat, sehingga komplikasi yang timbul bisa diminimalkan.
Dengan hadirnya alat yang canggih berupa endoscopic surgery untuk operasi di sumsum tulang belakang dan IOM, pasien tidak perlu lagi memiliki rasa takut yang berlebihan karena kini operasi sudah dilakukan sedetil mungkin guna meminimalkan resiko komplikasi pasca operasi.