Apa itu Skoliosis ?
Pada kondisi normal dan dilihat dari samping, tulang belakang manusia memiliki 3 lengkungan, yaitu pada leher, punggung dan pinggang, sedangkan bila dilihat dari belakang, tulang belakang akan terlihat lurus. Tetapi, bila dilihat dari belakang tulang belakang nampak melengkung ke arah samping kiri atau kanan, maka inilah yang disebut skoliosis. Kelainan Skoliosis ini sepintas terlihat sangat sederhana, namun apabila diamati lebih jauh sesungguhnya terjadi perubahan yang luar biasa pada tulang belakang akibat perubahan bentuk tulang belakang secara tiga dimensi ini. Perubahan itu meliputi perubahan struktur penyokong tulang belakang seperti jaringan lunak sekitarnya (otot, urat, ligament) dan struktur lainnya (jantung, paru-paru dan syaraf).
Bagaimana Mengenali Gejala Skolisis ?
Skoliosis sebaiknya dideteksi dini, karena semakin cepat diketahui, semakin mudah posisi tulang belakang dibenahi.
Lima gejala skoliosis yang bisa dideteksi antara lain :
Diagnosis Skoliosis
Pemeriksaan tulang belakang ini dapat dilakukan menggunakan metode Adam Forward Bend, yaitu pasien diminta berdiri dengan lutut sejajar dan rapat, lalu tubuh dibungkukkan 90 derajat ke depan. Jika dia menderita skoliosis, akan tampak adanya penyimpangan bentuk tulang atau bagian punggung yang tingginya tidak sejajar. Jika pada saat pemeriksaan dicurigai adanya skoliosis, maka pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan radiologi. Beberapa pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan untuk memastikan skoliosis, antara lain:
Penanganan Skoliosis Secara Medis
Penanganan skoliosis berbeda-beda untuk setiap individu. Pilihan terapi bergantung seberapa parahnya skoliosis. Tidak semua penderita skoliosis harus dilakukan operasi, sebagian cukup dengan observasi dan memberikan pendidikan terhadap sikap tubuh yang baik pada pendcrita skoliosis. Tetapi seorang anak dengan gangguan skoliosis harus terus diawasi, terutama bila anak mengeluh nyeri punggung, sesak nafas dan mudah lelah saat melakukan kegiatan sehari- hari, atau nyeri punggung hebat yang terus bertambah parah, adalah saatnya Anda menemui dokter spesialis orthopaedi sub spesialis tulang belakang (K-Spine).
Ketika bertemu dokter untuk pertama kali, dokter akan melakukan investigasi mengenai riwayat terjadinya skoliosis sejak penderita atau orang tua penderita menyadari terjadinya kebengkokan tulang belakangnya hingga saat penderita itu datang ke dokter, tindakan atau pengobatan apa saja yang pernah dilakukan. Selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan fisik, rontgen dan beberapa pemeriksaan pendukung lainnya untuk memastikan jenis skoliosis dan seberapa berat skoliosis yang diderita oleh penderita tersebut serta menentukan strategi pengobatan yang sesuai.
Orthopedic Center
Orthopedic Center OMNI Hospitals selain dilengkapi dengan fasilitas terkini untuk melakukan skrining, diagnosis maupun terapi penyakit tulang dan sendi, saat ini telah memiliki Dokter Spesialis Orthopaedi Sub Spesialis Tulang Belakang (K-Spine) yang memiliki kompetensi menangani berbagai kasus skoliosis dan kelainan tulang belakang lainnya. Pendekatan komprehensif yang didukung oleh tim radiologi, anestesi dan rehabilitasi medik menjadikan Orthopaedic Center OMNI Hospital Pulomas menjadi pilihan dalam pengobatan penyakit dan kelainan orthopaedic di Jakarta.
Narasumber Artikel :
Dr. dr. Rahyussalim, SpOT(K)
Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Sub Spesialis Tulang Belakang (Konsultan Spine)
OMNI Hospitals Pulomas
Jadwal Praktek Dokter :
Senin & Rabu : 18.00 - 21.00 WIB
Kamis : 07.00 - 08.30 WIB
Jumat : 18.30 - 21.00 WIB