Sebagian besar orang, khususnya wanita dewasa, pernah mengidap penyakit infeksi saluran kemih (ISK). Sayang banyak yang tidak menyadari gejalanya. Padahal, bila tidak segera ditangani bisa menimbulkan efek yang lebih parah.
ISK adalah suatu infeksi yang terjadi pada saluran kemih dan biasanya disebabkan oleh bakteri. Utamanya bakteri E Coli. Gejala ISK yang sering terjadi adalah nyeri saat berkencing, selalu merasa ingin kencing meskipun tidak ada air seni yang keluar (anyang-anyangan), nyeri di perut bagian bawah, dan yang terparah air seni keluar bercampur darah.
Demikian dijelaskan dr Johan R Wibowo, SpU, Dokter Spesialis Urologi OMNI Hospital Alam Sutera. Menurut Johan, akibat terparah dari ISK sendiri adalah masuknya bakteri-bakteri yang ada di saluran kemih ke ginjal. Jika hal itu terjadi, fungsi tubuh bisa jadi terganggu karena bakteri telah masuk kedalam ginjal.”
Penyebab ISK secara umum banyak diketahui karena kurangnya minum air putih atau sering menahan kencing. Padahal, kata Johan, penyebab utama ISK adalah kurang higienitasnya alat vital. Contohnya, pada wanita, letak vagina dan saluran kencing berdekatan. Jadi besar kemungkinan bakteri yang ada di vagina bisa masuk ke saluran kencing, hal ini pula yang menyebabkan ISK lebih banyak terjadi pada wanita. Perbandingannya wanita dan pria yang mengidap ISK adalah 3:1.
“Saluran kencing wanita lebih pendek dibandikan pria. Maka itu, wanita cenderung lebih muda terkena ISK,” tegas Johan. Ditambahkan, penyakit ini juga kerap diderita wanita yang baru menikah. Aktivitas seks yang terlalu sering dapat menyebabkan vagina lebih lembab. Kondisi itu bisa menimbulkan kuman yang lebih banyak daripada orang yang tidak melakukan hubungan seks.
Meski kebanyakan menyerang wanita dewasa, semua orang bisa saja terkena ISK. Bahkan, Johan mengatakan , anak kecil sampai orang yang sudah berumur pun bisa menderita penyakit ini. “ini kan disebabkan infeksi bakteri. Jadi siapapun bisa terkena, termasuk wanita hamil,” tegasnya.
Ketika seorang wanita hamil mengidap ISK, proses penyembuhan relatif membutuhkan waktu lebih lama dibanding mereka yang tidak sedang mengandung. Pasalnya, pemberian antibiotik sebagai obat utama melawan bakteri hampir tidak diperbolehkan pada wanita hamil. Pengobatan jadi terbatas pada pilihan obat-obatan yang tidak akan mengganggu perkembangan janin.
“Intinya, kalau ingin terbebas dari ISK, jagalah kebersihan alat vital. Upayakan menggunakan pakaian dalam yang tidak lembab. Jangan biarkan kuman atau bakteri tumbuh dan masuk ke saluran kemih,” saran Johan. (Sumber: Majalah Info Serpong)
Dr. Johan R. Wibowo
Sp.U | Doctor