• Home
  • Articles
  • Masyarakat Indonesia Rentan Terkena Batu Ginjal
Masyarakat Indonesia Rentan Terkena Batu Ginjal

Masyarakat Indonesia Rentan Terkena Batu Ginjal

Kondisi negara Indonesia yang terletak di daerah tropis dan beriklim panas membuat masyarakat Indonesia rentan terkena penyakit batu pada saluran kemih termasuk di dalamnya adalah penyakit batu ginjal.

Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Proses terjadinya batu ginjal (nefrolitiasis) dimulai ketika terbentuknya endapan keras menyerupai batu yang terbuat dari mineral dan garam di dalam ginjal.

Bila dihubungkan dengan faktor iklim dan cuaca maka dapat dijelaskan bawah kondisi cuaca  yang panas akan menyebabkan produksi keringat menjadi lebih banyak, sehingga bila tidak dibarengi dengan asupan air yang cukup maka akan terjadi dehidrasi dan  kemudian akan menyebabkan kondisi dimana urin terkonsentrasi yang memungkinkan terbentuknya endapan mineral yang mengkristal, saling menempel, semakin padat dan keras yang menyerupai bentuk batu.

Apakah gejala dari batu ginjal?

Batu ginjal sering tidak menimbulkan gejala sampai kemudian batu bergerak di dalam ginjal atau masuk ke saluran kemih (ureter)

Gejala-gejala yang dirasakan tergantung pada ukuran dari batu ginjal tersebut dimana kebanyakan batu yang berdiameter < 5 mm akan bergerak masuk ke kandung kemih tanpa masalah, dan kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui urin.

Sekitar setengah dari batu yang berdiameter antara 5-10 mm akan keluar dari tubuh dengan sendirinya dan batu dengan diameter > 10 mm biasanya memerlukan perawatan khusus untuk mengeluarkannya dari tubuh.

Gejala utama yang akan dirasakan oleh penderita Batu Ginjal meliputi:

  1. Nyeri hebat pada bagian samping dan belakang, di bawah tulang rusuk
  2. Nyeri yang menjalar ke perut bagian bawah dan selangkangan
  3. Rasa sakit yang regular datang dan pergi secara perlahan dengan intensitas sakit yang berfluktuasi
  4. Nyeri saat buang air kecil
  5. Urin berwarna merah muda, merah atau coklat
  6. Urin keruh atau berbau
  7. Mual dan muntah
  8. Perasaan ingin berkemih terus-menerus
  9. Berkemih lebih sering dari biasanya
  10. Demam dan kedinginan jika ada infeksi
  11. Berkemih dalam jumlah sedikit

Apa saja faktor risiko batu ginjal?

Ada beberapa faktor risiko terjadinya batu ginjal, yaitu faktor risiko yang dapat dikendalikandan yang tidak dapat dikendalikan.

Faktor risiko yang dapat dikendalikan:

1. Seberapa banyak air yang Anda minum

Salah satu penyebab terjadinya batu ginjal adalah tidak mengonsumsi air putih yang cukup. Coba untuk minum air yang cukup untuk menjaga urin Anda tetap jernih dan berwarna kuning terang. Minum sekitar 8 sampai 10 gelas setiap hari.

2. Makanan yang dimakan

Makanan yang terlalu banyak mengandung protein, sodium dan kaya akan oksalat, seperti sayuran yang berwarna hijau gelap akan meningkatkan terjadinya risiko batu ginjal. Selain itu makanan tinggi asam urat seperti jeroan, seafood juga akan meningkatkan terjadinya batu ginjal. Apabila Anda merasa Anda memiliki masalah pada pola makanan Anda, sebaiknya Anda melakukan konsultasi dengan dokter spesialis gizi atau nutrisionis untuk membantu mengontrol makanan Anda.

3.Berat Badan

Berat badan berlebihan dapat menyebabkan gangguan produksi insulin dan meningkatkan kalsium dalam urin, yang akan meningkatkan terjadinya batu ginjal.

4. Obat-obatan

Beberapa obat-obatan tertentu dapat menyebabkan terbentuknya batu ginjal

Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan:

1. Usia dan jenis kelamin

Seorang pria yang berusia 30 sampai 50 tahun akan lebih berisiko terkena penyakit batu ginjal. Seorang wanita yang telah mengalami menopause, dengan adanya penurunan kadar estrogen akan meningkatkan risiko terjadinya batu ginjal.

2. Riwayat keluarga yang memiliki batu ginjal

Apabila seseorang mempunyai keluarga yang memiliki batu ginjal, maka dia berpotensi untuk mengalami penyakit batu ginjal.

Perlukah Operasi untuk Atasi Batu Ginjal?

Pada dasarnya, pengobatan penyakit ini tergantung dari ukuran batu yang terbentuk. Jika seseorang memiliki batu ginjal dengan ukuran kecil (< 5 mm) yang tidak menyebabkan masalah, yang perlu Anda lakukan adalah menunggu sampai batu tersebut keluar dari tubuh Anda melalui urin. Caranya adalah dengan memperbanyak minum air putih setiap hari, hal itu bertujuan agar batu ginjal yang masih berukuran kecil tersebut dapat terdorong keluar dengan sendirinya melalui urin yang banyak diproduksi karena konsumsi air putih yang banyak.

Pada kondisi dimana batu ginjal berdiameter 5-10 mm, dokter biasanya akan memberikan obat penghilang rasa sakit dan obat yang dapat membantu mengendurkan otot saluran kemih sehingga batu dapat keluar dari tubuh dengan lancar.

Batu ginjal dengan ukuran yang lebih besar biasanya perlu diangkat/dihancurkan. Pemilihan tindakan medis untuk pengangkatan batu ginjal tergantung pada seberapa besar batu ginjal tersebut dan lokasi batu tersebut berada.

Ada beberapa tindakan operasi yang bisa dilakukan untuk mengeluarkan batu ginjal, yaitu:

1. Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL)

Merupakan prosedur penghancuran batu ginjal dengan menggunakan gelombang kejut frekuensi tinggi (ultrasound), dimana batu dipecahkan menjadi butiran yang halus dan keluar bersama urin. Prosedur ini dilakukan pada batu ginjal atau ureter dengan ukuran kurang dari 2 cm dan dengan fungsi ginjal yang masih baik.

2. Ureteroskopi / Ureteroscopic Lithotripsy (URS)

Prosedur pengangkatan batu ginjal dengan menggunakan sebuah alat yang disebut ureteroskop yang dimasukkan ke ureter melalui uretra dan kandung kemih. Uretra adalah saluran terakhir untuk keluarnya urine dari kandung kemih ke luar tubuh. Setelah letaknya diketahui, batu akan dihancurkan dengan menggunakan laser. Ureteroskopi biasanya dilakukan untuk menangani batu yang terjebak di dalam ureter.

3. PCNL

Percutaneous nephrolithotomy atau disingkat PCNL, yaitu prosedur penghancuran batu ginjal yang tergolong dalam tindakan bedah minimal invasif. Prosedur ini dilakukan dengan membuat sayatan kecil di atas permukaan kulit dekat ginjal untuk memasukkan alat yang disebut nephroscope yang kemudian alat ini akan memecahkan dan mengangkat serpihan batu ginjal. Prosedur ini biasanya dilakukan jika tindakan ESWL tidak memungkinkan untuk dilakukan, misalnya pada penderita obesitas atau bila ukuran batu ginjal terlalu besar.

Beberapa upaya  dapat dilakukan untuk mencegah pembentukan batu ginjal diantaranya dengan menghindari faktor risiko yang dapat dikendalikan dan juga melakukan pemeriksaan kesehatan ginjal.

Untuk menjawab kebutuhan masyarakat terhadap tindakan pencegahan batu ginjal yang rentan terjadi di Indonesia, OMNI Hospital menyediakan layanan test deteksi ini batu ginjal yang dapat dilakukan terutama bagi masyarakat dengan faktor risiko atau telah merasakan gejala batu ginjal.

 

Urology Center

Urology Center OMNI Hospitals adalah salah satu layanan unggulan OMNI Hospitals yang menangani gangguan saluran kemih dan sistem urogenital pada pria dan wanita, mulai dari diagnosa, pengobatan dan pembedahan. Urology Center OMNI Hospitals didukung oleh dokter spesialis tersertifikasi nasional maupun internasional dan berpengalaman serta dilengkapi peralatan medis terkini.

 

Referensi :

  1. Epidemiology of urolithiasis in Asia. Diakses pada link: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2214388218300729
  2. Apa saja faktor risiko batu ginjal? Diakses pada link: https://www.dokter.id/berita/apa-saja-faktor-risiko-batu-ginjal
  3. Perlukah operasi untuk atasi batu ginjal? Diakses pada link: https://www.halodoc.com/perlukah-operasi-untuk-atasi-batu-ginjal
  4. Your Kidneys and Your Health. Diakses pada link: http://www.kidney-facts.com/data/Files/Your_kidneys_and_your_health.pdf
  5. Kidney Stones. Diakses pada link: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/kidney-stones/symptoms-causes/syc-20355755
  6. Kidney stones: Overview. Diakses pada link: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK348937/