Menyambut Lebaran Idul Fitri di Indonesia pastinya tidak akan lepas dari fenomena Mudik Lebaran.
Rutinitas mudik di masyarakat kita sudah menjadi suatu tradisi sosial sebagai suatu simbol interaksi yang menjadi keharusan bagi setiap individu untuk dapat berinteraksi tatap muka langsung dengan para keluarga dan handai taulan di kampung halamannya.
Peningkatan arus mudik lebaran akan lebih terasa apabila menjelang hari sebelum dan sesudah lebaran (H-7 dan H+7), dimana hal ini dapat dilihat dari fenomena kemacetan yang terjadi di jalanan dan juga antrean yang panjang serta saling berdesakan untuk berangkat menaiki transportasi umum seperti bus, kereta api, dan kapal laut.
Terjebak macet saat mudik lebaran akan membuat orang duduk lebih lama di dalam kendaraan, terutama mereka yang mudik dengan menggunakan mobil pribadi, bus atau kereta api (KA). Posisi duduk yang kurang nyaman atau duduk dalam posisi yang salah bisa menyebabkan masalah yang cukup serius.
Sangat penting bagi bagi kita untuk memperhatikan postur/posisi tubuh yang tepat saat bepergian. Tetapi untuk dapat selalu mempertahankan postur yang tepat tidaklah mudah, terutama ketika Anda duduk dengan kondisi mobil/bus/KA yang penuh dan berdesakan dengan barang bawaan mudik.
Efek samping paling umum dari duduk dengan postur tubuh yang salah dalam waktu yang lama adalah sakit punggung, sakit leher, dan masalah tulang belakang, dan jika Anda memiliki postur tubuh yang buruk selama ini, masalah ini dapat menjadi semakin buruk ketika Anda bepergian dan duduk dalam waktu yang lama. Terlebih bagi mereka yang memiliki penyakit radang sendi atau rematik bisa berisiko mengalami pembengkakan di area lutut.
Mengapa duduk terlalu lama pada saat macet dapat membahayakan kesehatan kita?
Pada saat duduk tekanan yang terjadi pada tulang belakang lebih banyak daripada pada saat berdiri.
Pada saat seseorang bergerak, piringan sendi tulang belakang di daerah punggung akan meregang dan berkontraksi, yang memungkinkannya menyerap darah dan nutrisi. Pada posisi duduk, piringan sendi dalam kondisi tertekan dan seiring dengan waktu akan kehilangan fleksibilitas. Duduk dalam waktu yang lama juga dapat meningkatkan risiko herniasi piringan sendi tulang belakang.
Bagaimanakah posisi duduk yang baik ?
Posisi duduk terbaik tergantung pada tinggi badan seseorang, kursi yang mereka gunakan, dan aktivitas yang mereka lakukan saat duduk. Seseorang dapat memperbaiki postur tubuh dan duduk dalam posisi yang benar dengan cara sebagai berikut:
Duduk di dalam mobil selama perjalanan jauh sama seperti duduk sepanjang hari. Maka dari itu, agar terhindar dari risiko-risiko di atas, disarankan agar setiap 1-2 jam sekali Anda bangkit berdiri dan melakukan peregangan agar peredaran darah lancar. Gerakan peregangannya pun cukup mudah dan simpel seperti berjinjit dan angkat kaki.
Jika Anda penumpang, Anda dapat melakukan latihan duduk untuk menjaga agar darah tetap mengalir. Sebelum berangkat, sesuaikan posisi kursi Anda. Sebagian besar kendaraan saat ini dirancang dengan mempertimbangkan postur tubuh tetapi kita semua memiliki ukuran yang berbeda jadi luangkan waktu untuk menemukan posisi duduk yang ideal untuk Anda. Tinggi kursi, posisi kursi, dan kemiringan kursi yang sesuai semuanya berkontribusi pada postur/posisi tubuh yang baik pada saat bepergian.
Jika Anda pengemudi, ingatlah untuk menilai postur tubuh Anda pada saat mengemudi dan perbaiki jika Anda mendapati diri Anda condong ke depan, bungkuk atau condong ke samping. Selama di rest area, lakukan gerakan peregangan otot dan ketika Anda telah sampai tujuan, lakukan kembali gerakan peregangan otot.
Untuk Anda yang naik bus/KA, Anda bisa melakukannya di samping kursi bus/KA. Dan bagi Anda yang naik kendaraan pribadi, bisa menepi sebentar supaya pengemudi dan penumpangnya bisa melakukan peregangan. Atau saat macet dan kemungkinan tidak akan jalan dalam waktu lama, Anda bisa keluar dari kendaraan untuk melakukan peregangan.
Neuroscience Center
Neuroscience Center OMNI Hospitals merupakan layanan unggulan tempat berprakteknya para dokter spesialis saraf dan spesialis bedah saraf dengan kualifikasi klinis dan akademik berstandar tinggi dan sangat terlatih dalam pengobatan berbagai macam kondisi otak, tulang belakang, dan gangguan neurologis lainnya.
Didukung dengan team Dokter Spesialis Bedah Saraf yang berpedoman pada pengetahuan berbasis bukti ilmiah dan klinis, pertimbangan secara menyeluruh dan teknik bedah invasif minimal (minimal invasive surgery) berteknologi terkini terbaik untuk memberikan akses ke perawatan mutakhir bagi pasien yang bertujuan untuk memberikan hasil terbaik dengan risiko minimal.
Referensi: