Tiada hari tanpa olah raga merupakan slogan yang dicanangkan pemerintahan untuk mendorong masyarakat Indonesia giat berolah raga. Kesadaran berolah raga makin tumbuh bahkan tidak sedikit atlet - atlet profesional bermunculan dari kalangan masyarakat yang pada mulanya hanya sekedar berolah raga biasa saja.
Dengan tujuan olah raga untuk meningkatkan kebugaran serta kesehatan tubuh, sayangnya tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan ini tidaklah luput dari ancaman cedera atau sport injury. Salah satu cedera yang paling umum terjadi adalah cedera lutut. Cedera ini hendaknya ditangani sedini mungkin agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
Ketika anda mengalami cedera lutut saat olahraga, anda disarankan untuk segera melakukan tindakan RICE, yaitu :
Setelah serangkaian tindakan RICE, sebaiknya anda segera memeriksakan diri anda ke dokter spesialis ortopedik. Pemeriksaan radiologi dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya kerusakan pada bagian dalam daerah yang mengalami cedera. Bila ditemukan adanya kerusakan dari organ -organ dalam lutut, diskusikan dengan dokter spesialis ortopedik anda untuk ditangani.
Setelah diketahui dengan pasti kerusakan yang terjadi maka tindakan selanjutnya adalah memperbaiki kerusakan organ lutut tersebut. Metode penanganan yang kini sangat banyak dianjurkan adalah arthroscopy atau teropong sendi.
Arthroscopy hanya membutuhkan luka yang sangat kecil sekitar 5 mm pada 2 atau 3 tempat yang dibuat disekitar lutut. Cara kerja arthroscopy adalah memasukkan suatu kamera serat optik ke dalam lutut dan untuk kemudian ditampilkan di layar monitor. Melalui layar monitor inilah, dokter spesialis ortopedik mampu menilai kerusakan yang terjadi seperti putusnya ligamen atau robeknya meniscus untuk kemudian melakukan tindakan perbaikan seperti rekonstruksi ACL/ PCL maupun penjahitan meniscus.
Arthroscopy memiliki banyak keunggulan seperti :
1. Luka yang sangat kecil sehingga jaringan yang rusak pun menajdi sedikit (minimally invasive).
2. Perdarahan yang sanagt minimal.
3. Perawatan yang jauh lebih cepat.
4. Pasien dapat mobilisasi kembali dengan cepat pasca dilakukannya tindakan.
5. Kemungkinan bagian tubuh yang cedera berfungsi kembali seperti semula sangatlah besar.
6. Memperkecil munculnya komplikasi pasca operasi
Dengan demikian tindakan arthroscopy sangat mungkin untuk dilakukan kepada penderita yang menginginkan kembali beraktifitas dan berolahraga tanpa rasa nyeri.
Narasumber:
dr. Bobby Nelwan, Sp.OT
(Dokter Spesialis Bedah Ortopedik OMNI Hospitals Pulomas)