• Home
  • Articles
  • Generasi Malas Gerak, “Generasi Diabetes Mellitus
Generasi Malas Gerak, “Generasi Diabetes Mellitus

Generasi Malas Gerak, “Generasi Diabetes Mellitus

Gagal ginjal hipertensi, hingga penyakit jantung merupakan komplikasi penyakit akibat mengidap Diabetes Mellitus (DM). DM merupakan salah satu penyakit yang secara perlahan menggerogoti tubuh penderitanya hingga mengarah pada komplikasi penyakit berat lainnya.

Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam OMNI Hospital Alam Sutera, dr. Sandy Perkasa, Sp.PD, faktor genetik dan gaya hidup bisa menjadi penyebabnya. Beda faktor, beda pula jenis DM yang akan diderita. “DM tipe satu terjadi dipengaruhi faktor genetik yang mengalami kerusakan pada sel beta. Rusaknya sel beta menyebabkan pengidap menderita diabetes sejak kecil,” ujarnya.

Lebih lanjut Sandy menjelaskan, bahwa sel beta merupakan sel yang memproduksi insulin. Insulin bermanfaat untuk mengontrol gula darah. Sementara itu, DM tipe dua lebih dipengaruhi oleh pola dan gaya hidup. Contohnya adalah mengonsumsi makanan karbo berlebih, minuman manis, serta kurangnya olahraga bisa menjadi pengaruhnya.

Sandy mengatakan, salah satu yang kerap tidak dihindari oleh masyarakat saat ini adalah gaya hidup serba instan, sering mengonsumsi fast food atau minuman bersoda.

Gejala yang ditimbulkan

Makanan jenis fast food bisa mempengaruhi terjadinya metabolisme sindrom. Hal tersebut akan berpengaruh pada timbulnya tanda-tanda resistensi insulin yang menjadi penyebab DM. Bila hal itu terjadi, metabolisme menjadi lemah.

Gejala yang bisa dilihat untuk mengetahui DM lainnya adalah pada efek gulad arah yang menyebabkan penderita sering buang air kecil. “Gula darah yang tinggi di dalam darah akan dikeluarkan melalui air kencing,” lanjutnya.

 

Selain itu, berat badan turun meski nafsu makan besar. Lalu, gejala-gejala lainnya adalah mudah menganduk dan cepat lelah. “Gejala-gejala itu bisa diperhatikan oleh orang awam sekalipun,” pungkasnya,

 

Pada DM tipe dua ini, lanjut Sandy, rata-rata usia penderita berada di kisaran usia produktif, yaitu usia 30 hingga 40 tahun. Namun, pada usia 27 tahun pun bukan mustahil terkena. “Hal tersebut terjadi karena banyak anak muda yang mengonsumsi fast food,” tutupnya.